28 Pesan Luqman Kepada Anaknya

28 Pesan Luqman Kepada Anaknya - Luqman adalah tokoh orang tua yang bijak dalam mendidik anak yang diabadikan dalam Al-Qur’an, ada beberapa Nasehat dari Lukman kepada anaknya yang bisa kita ambil sebagai pelajran, nasehat-nasehat tersebut diantaranya : Anakku, jauhilah syirik, karena itu akan mematikan hati menimbulkan murka Allah Anakku, janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong, karena itu akan menghancurkanmu Anakku, bersyukurlah kepada Allah dan kepadakedua orang tuamu, karena Allah yang telah menciptakanmu dan orang tuamulah yang melahirkan, membesarkan dan mendidikmu. Anakku ketahuilah sesungguhnya dunia bagaikan laut yang dalam, banyak yang karam kedalamnya bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya adalah tawakkal kapada Allah
28 Pesan Luqman Kepada Anaknya - Luqman adalah tokoh orang tua yang bijak dalam mendidik anak yang diabadikan dalam Al-Qur’an, ada beberapa Nasehat dari Lukman kepada anaknya yang bisa kita ambil sebagai pelajaran, nasehat-nasehat tersebut diantaranya :

28 Pesan Luqman Kepada Anaknya

  1. Anakku, jauhilah syirik, karena itu akan mematikan hati menimbulkan murka Allah
  2. Anakku, janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong, karena itu akan menghancurkanmu
  3. Anakku, bersyukurlah kepada Allah dan kepadakedua orang tuamu, karena Allah yang telah menciptakanmu dan orang tuamulah yang melahirkan, membesarkan dan mendidikmu.
  4. Anakku ketahuilah sesungguhnya dunia bagaikan laut yang dalam, banyak yang karam kedalamnya bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya adalah tawakkal kapada Allah
  5. Orang yang senantiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasehat, maka dirinya akan mendapatkan penjagaan dari Allah. Orang yang insyaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia kan senantiasa menerima kemuliaan dari Allah juga.
  6. Orang yang merasa dirinya hina dan rendah dalam beribadah dan taat kepada Allah, jadilah ia tawadhu’ kepada Allah , dia akan lebih dekat dengan Allah dan selalu berusaha menghindarkan ma’siat kepada-Nya.
  7. Hai anakku; seandainya orang tuamu marah kepadamu karena kesalahanmu maka marahnya orang tua adalah bagaikan pupuk bagi tanaman.
  8. Jauhkanlah dirimu dari berhutang, karena berhutang itu menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan gelisah diwaktu malam.
  9. Senantiasalah berharap kapada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakai Allah. Takutlah kapada Allah dengan sebenar-benarnya takut, tentulah engkau akan lepas dari sifat keputusasaan dari Rahmat-Nya
  10. Hai anakku ; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercyai orang dan seorang yang telah bejat akhlaqnya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah , memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.
  11. Hai anakku ; engkau telah merasaan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi dari pada itu semua adalah bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.
  12. Hai anakku ; janganlah sekali-kali engkau mengirimkan seseorang yang bodoh menjadi utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdas dan pintar, sebaiknya dirimu sendirilah yang menjadi utusan.
  13. Jauhilah sifat dusta, sebab berdusta itu enak sekali mengerjakannya, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.
  14. Hai anakku ; bila engkau menghadapi dua alternative ta’ziyah orang mati ataukah menghadiri pesta perkawinan maka hendaklah engkau memilih untuk melayat orang mati, sebab melayat orang mati itu akan mengingatkanmu pada kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta perkawinan itu akan mengingatkanmu kesenangan duniawi saja.
  15. Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu alangkah lebih baiknya bila diberikan kepada anjing saja.
  16. Hai anakku ; jangnlah kamu langsung menelan saja karena manisnya barang dan janganlah kamu langsung memuntahkan barang karena pahitnya. Karena yang manis belum tentu menimbulkan kesegaran , dan yang pahit itu belum tentuu menimbulkan kegetiran.
  17. Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang yang taqwa dan musyawarahkanlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara memohon nasihat kepadanya.
  18. Hai anakku ; bukanlah suatu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencri ilmu namun engkau tidak mengamalkanya. Hal itu tak ubahnya bagaikan seorang yang mencari kayu bakar, banyak terkumpul maka ia tidak kuat memikulnya tetapi ia masih selalu menambahnya juga
  19. Hai anakku ; bila engkau ingin menemukan kawan sejati, maka ujilah dahulu dengan membuat dia marah bila dalam kemarahanya itu dia masih berusaha menginsyafkan atau menyadarkan kamu, maka bolehlah dia engkau ambil sebagai kawan. Bila tidak demikian maka berhati-hatilah engkau terhadapnya.
  20. Selalulah baik tutur katamu dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, karena engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseoran terhadap orang lain yang pernah memberikan barang berharganya.
  21. Hai anakku ; bila engkau berteman, tempatkan dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya namun biarkan dia yang mengharapkan sesuatu dari mu.
  22. Jadikanlah dirimu dalam segala perilakumu sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau orang yang mengharapkan sanjungan orang lain, karena motivasi riya/pamrih itu menimbulkan cela dan mengecewakan dirimu.
  23. Hai anakku ; usahakanlah agar mulutmu jangan sampai mengeluarkan kat-kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara usahakanlah agar bicaramu mendatangkan kemanfaatan bagi orang lain.
  24. Hai anakku, janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu direpotkan dunia saja karena engkau diciptakan kedunia bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tak ada makhluk yang paling hina dari pada orang yang terpedaya oleh dunia.
  25. Hai anakku janganlah engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, engkau berjalan tanpa tujuan pasti, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.
  26. Barang siapa yang penyayang akan disayang, barang siapa pendiam tentu akan selamat dari berkata yang mengandung racun, dan barang siapa yang tidak bisa menahan lidahnya dari berkata kotor tentulah akan menyesal.
  27. Hai anakku, bergaullah rapat engkau dengan orang ulama dan ilmuan, perhatikan lah nasihat dan perkataanya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur tersiram air hujan.
  28. Hai anakku, ambillah dunia sekedar keperluanmu, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Janganlah kau tendang dunia ini ke keranjang sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya jangan engkau peluk dunia ini serta merengguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.