Penjelasan Mengapa Wahabi Menolak Maulid Nabi

Penjelasan Mengapa Wahabi Menolak Maulid Nabi - Banyak pemahaman keliru yang disebarkan untuk memecah-belah dan membuat bingung kalangan Ahlu Sunnah wal Jamaah. Pemahaman-pemahaman ini sepintas menggelitik akal, namun jika direnungkan dengan kepala dingin barulah terlihat cacat-cacatnya. Untuk mendapatkan kefahaman yang lurus hendaklah kita melihat dari beberapa dalil bukan hanya terpaut pada satu dalil sehingga akan terjebak jika dipaparkan dalil yang lain, mari kita simak pemaparan berikut
Penjelasan Mengapa Wahabi Menolak Maulid Nabi - Banyak pemahaman keliru yang disebarkan untuk memecah-belah dan membuat bingung kalangan Ahlu Sunnah wal Jamaah. Pemahaman-pemahaman ini sepintas menggelitik akal, namun jika direnungkan dengan kepala dingin barulah terlihat cacat-cacatnya. Untuk mendapatkan kefahaman yang lurus hendaklah kita melihat dari beberapa dalil bukan hanya terpaut pada satu dalil sehingga akan terjebak jika dipaparkan dalil yang lain, mari kita simak pemaparan berikut

Penjelasan Mengapa Wahabi Menolak Maulid Nabi

Maulid Tidak Dilakukan Rasulullah dan Para Sahabat


Maulid tidak dilakukan Rasulullah SAW, tidak pula para sahabat dan tabiin. Jika maulid itu baik pasti mereka telah melakukannya!!!

Jawaban:
Kisah yang serupa pernah terjadi. Sayidina Abu Bakar ra berkata kepada Sayidina Umar ra yang mengusulkan untuk mengumpulkan al Quran:

كَيْفَ أَفْعَلُ شَيْئًا لَمْ يَفْعَلْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟» فَقَالَ عُمَرُ: هُوَ وَاللَّهِ خَيْرٌ.

Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak dilakukan Rasulullah SAW?
Sayidina Umar ra menjawab: هُوَ وَاللَّهِ خَيْرٌ.. Ini (mengumpulkan al Quran) demi Allah adalah kebaikan. (Shahih Bukhari, Bab Laqod Jaakum Rasulun min Anfusikum). Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa segala kebaikan boleh dilakukan walau pun tidak dilakukan Rasulullah SAW. Apalagi jika yang tidak melakukannya adalah sahabat dan tabiin

Merayakan Maulid Merendahkan Derajat Rasulullah SAW


Karena dengan maulid berarti Nabi SAW hanya disebutkan sehari saja dalam setahun.

Jawaban:
Kami tidak mengkhususkan memuji Nabi SAW di hari maulid saja. Kami hanya melebihkan pujian kepada Nabi SAW di hari itu. Tidakkah anda renungkan Bahwasanya Nabi SAW mengkhususkan untuk melebihkan rasa syukur pada hari kelahirannya dengan berpuasa di hari Senin sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim Ketika ditanya mengenai puasa hari Senin,

Rasulullah menjawab :

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فيه وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أو أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ

“Hari itu hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkan kepadaku wahyu.” (HR Muslim)


Apakah kita katakan bahwa Nabi SAW hanya bersyukur di Hari Senin saja dan tidak bersyukur di hari-hari lain ataukah kita katakan bahwa Nabi SAW melebihkan rasa Syukur di hari itu (Senin)?
 
 
Kemudian bagaimana menjawab puasa di Hari Asyura karena bersyukur kepada Allah atas selamatnya Nabi Musa as. Apakah Nabi SAW hanya mengkhususkan syukur pada hari itu saja atau Nabi melebihkan syukur pada hari itu? Tentu jawabannya adalah Nabi SAW senantiasa bersyukur Namun Nabi menambahkan Syukurnya pada momen-momen hari itu. Demikianlah pula maulid, kami senantiasa mengingat Nabi SAW di hari-hari lain namun di hari itu kami melebihkan pujian atas beliau SAW

12 Rabiul Awal Berarti Merayakan Wafatnya Rasulullah

Bagaimana bisa kalian merayakan tanggal 12 Rabiul Awwal padahal itu juga adalah hari wafatnya Nabi SAW?
Jawaban

Samanya hari lahir dan hari wafatnya Nabi SAW (Yaitu tanggal 12 Rabiul Awwal) itu tidak mengurangi keutamaan hari maulid. Renungkanlah hadits yang datang dalam Sunan Nasai, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة فيه خلق آدم عليه السلام ، وفيه قبض”

Sesungguhnya hari terbaik kalian adalah Hari Jumat, di dalamnya Nabi Adam as diciptakan dan di hari itu juga Beliau diwafatkan. (HR Nasai)

Hari Jumat tetaplah menjadi hari terbaik walau pun pada hari itu pula Nabi Adam as wafat


Andai Perayaan Maulid Adalah Kebaikan, Tentu Telah Dilakukan Rasulullah SAW
Seandainya perayaan maulid adalah kebaikan tentu telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Lalu apakah kalian lebih mencintai Nabi SAW dibandingkan para sahabat sedangkan mereka tidak pernah merayakan maulid

Jawaban
1. Telah disebutkan dalam hadits shahih

عن عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ :مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم سَبَّحَ سُبْحَةَ الضُّحَى وَإِنِّي لأُسَبِّحُهَا

Dari Aisyah ra beliau mengatakan: “Aku tidak pernah melihat Nabi SAW shalat Dhuha, namun aku melakukannya.” (HR Bukhari)

Seandainya itu kebaikan pasti Nabi SAW telah melakukannya!!”

Kenapa tidak dikatakan kepada Sayidah Aisyah ra, “Kenapa kau melakukan ini sedangkan engkau berkata bahwa Nabi SAW tidak melakukannya?
2. Imam Syafii berkata: Aku melihat di pintu Imam Malik seekor kuda dari kuda-kuda Khurasan dan Bighal Mesir. Lalu aku katakan, “Alangkah bagusnya!” Imam Malik berkata, “Itu adalah hadiah dariku untukmu.” Aku katakan, “Sisakanlah untuk dirimu seekor untuk kau kendarai.” Imam Malik berkata, “Aku malu kepada Allah untuk menjejak tanah Nabi-Nya (madinah) dengan telapak kaki kendaraan.” (Tartibul Madarik juz 2/53)

Perhatikan Imam Syafii ra tidak mengatakan kepada Imam Malik, “Apakah cintamu kepada Nabi SAW lebih besar daripada cinta para sahabat Nabi SAW yang berjalan di atas kendaraan mereka di kota Madinah? Apakah mereka tidak terpikir untuk melakukannya lalu engkau bisa berpikir demikian?!”

Ibnu Qoyim berkata:

سمعت ابن تيمية رحمه الله يقول : من واظب على يا حي يا قيوم لا إله إلا أنت كل يوم بين سنة الفجر وصلاة الفجر أربعين مرة أحيى الله بها قلبه

Aku mendengar Ibnu Taimiyah ra berkata, Siapa yang membiasakan membaca ‘Ya Hayyu Ya Qoyyum La ilaha Illa Anta’ setiap hari di antara Shalat Sunah Fajr dan Shalat Fajr sebanyak 40 kali maka Allah akan menghidupkan hatinya. (Madarikus Salikin juz 3/264)

Inilah Ibnu Taimiyah melakukan sesuatu yang tidak pernah kita dengar diriwayatkan dari Nabi SAW, tidak pula dari para sahabatnya. Lalu kenapa kami tidak mendengar ocehan orang yang mengingkarinya? Kenapa mereka tidak mengatakan kepada Ibnu Taimiyah, “Seandainya ini baik pastinya Nabi SAW dan para sahabatnya akan melakukannya.”

Sumber: Santri net/arrahmah co id