Wasiat (Anjuran) Kaya Kanjeng Sunan Drajat

Dalil untuk menjadi orang berpangkat dan kaya raya
Siapa yang tak kenal wali songo? Beliau-beliaulah para pejuang-pejuang agama Allah di bumi nusantara, terutama di tanah jawa. Yang ingin saya bahas dalam artikel kali ini adalah wali Allah yang makamnya terletak di Kabupaten Lamongan. Sunan Drajat. Beliau berdakwah di bumi Lamongan terutama di kawasan pantura Lamongan. Menurut sejarah Sunan Drajat berdakwah di Tanah Drajat. Tanah Drajat ini sekarang berada di Mushola Putri Pondok Pesantren Sunan Drajat Banjaranyar Paciran Lamongan.


Dalam sejarah Pondok Pesantren Sunan Drajat pernah sempat mati suri namun dibangkitkan kembalai Oleh KH. Abdul Ghofur pada tahun 1977. Dalam sejarah Sunan Drajat terkenal dengan orang yang dermawan. Bisa dikatakan Sunan Drajat ahli ekonomi. Dan hal ini ternyata diwariskan kepada Pengasuh PP Sunan Drajat Lamongan yang terkenal sebagai tokoh Agama dan juga Ahli Ekonomi yang terbukti dengan mempunyai perusahaan-perusahaan yang besar.


Kanjeng Sunan Drajat memasiatkan 4 wasiat seperti ini:
  1. Menehono teken marang wong wuto | Berilah tongkat kepada orang buta
  2. Menehono mangan marang wong kan luwe | Berilah makan kepada orang yang kelaparan
  3. Menehono busono marang wong kang mudo | Berilah pakaian kepada orang yang telanjang
  4. Menehono ngiyub marang wong kang kudanan | Berilah tempat berteduh kepada orang yang kehujanan


Wasiat di atas jangan di cerna secara "mentah-mentah" karena maknanya tak semuda itu. Secara garis besar mungkin artinya seperti ini (Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)


Dapat ditarik kesimpulan dari bahasan di atas bahwa dalam hal ini kita di anjurkan untuk KAYA. Kaya Ilmu - Kaya Harta - Kaya Kekuasaan. Bagaimana mau memberi pengajaran(ilmu) kalau diri sendiri tidak berilmu? Bagaimana mau sedekah kalau tidak Kaya harta? Bagaimana mau memberi perlindungan kekuasaan saja tidak punya ?

Begitulah ajaran Sunan Drajat yang bisa kami maknai. Kalau ada yang berbeda pendapat dengan kami ya memaklumi. Setiap orang mempunyai cara pandang sendiri-sendiri.

Wallahu A'lam Bi Showah