Pondok Pesantren Hidayatut Thullab Petuk Semen Kediri (PPHT Petuk) - Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pendiri pertamanya adalah Sunan Ampel pada abad 14 sebelum Indonesia dijajah Belanda. Ketika negara dijajah Belanda pondok pesantren tetap eksis tidak bisa takluk karena kegigihan para Kyai Pengasuh Pondok Pesantren. Mereka mendoktrin santri – santrinya anti penjajah, seperti mengharamkan bersekutu dengan penjajah dan meniru prilakunya, juga mengharamkan memakai pakaian yang dipakai Belanda, seperti memakai dasi sehingga para santri sangat benci dengan penjajah, maka penjajah tidak bisa mempengaruhi dan tidak bisa menjajah pesantren.
Oleh karena itu, pondok pesantren ikut andil dan memberi kontribusi yang besar dalam pembentukan NKRI dan mempertahankan NKRI menghadang siapapun yang merong-rong NKRI, seperti ikut melawan agresi Belanda, menumpas PKI, menerima Pancasila sebagai asas ormas dsb. Pesantren mempunyai peran besar dalam mencerdaskan masyarakat dan meningkatkan moral bangsa. Pesantren adalah lembaga pendidikan agama tetapi amat peduli dengan bangsa dan negara. Pengasuh – pengasuh pesantren berperan sebagai pewaris perjuangan Nabi, yakni sebagai Rahmat kepada alam semesta.
BERDIRINYA PON. PES. SPESIALIS FIQH HIDAYATUT THULLAB
Pada tahun 1993 M, KH. A. Yasin mendirikan pondok pesantren di Dusun Petuk Desa Puhrubuh Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur yang diberi nama “HIDAYATUT THULLAB.”
- Sesuai peran pesantren seperti di atas, beliau mendirikan pesantren dengan tujuan:
- Untuk mencetak kader ulama yang mewarisi ajaran Nabi dan meneruskan perjuangannya.Untuk membentuk seorang muslim yang shalih dan muslimah yang shalihah yang bertaqwa, berbudi luhur dan menjadi suri tauladan.
PROGRAM KURIKULUM
Demi tercapainya tujuan, pondok pesantren membagi program – programnya mejadi dua bagian. Yang pertama kurikuler dan yang kedua ekstrakurikuler. Yang pertama berupa madrasah yang diberi nama: Madrasah Hidayatut Thullab (MHT) kurikulumnya berbeda dengan kurikulum – kurikulum di pesantren pada umumnya, yakni lebih singkat dan padat dan di tingkat Aliyah kejuruan fiqih atau spesialis fiqih.
Di MHT ada lima jenjang, yaitu:
Ibtidaiyah, 6 tahun dan SD PLUS 6 tahun
Tsanawiyah, 3 tahun
Aliyah, 3 tahun
Itmamiyyah, 2 tahun
SP bagi siswa yang belum bisa membaca dan menulis. Kelas IV Ibtidaiyah untuk mengenalkan dasar – dasar akidah, fiqih, akhlak, dan tajwid. Kelas V Ibtidaiyah mulai untuk diperkenalkan ilmu sharaf, nahwu, dan untuk meningkatkan pengetahuan tentang akidah, fiqih, akhlak, dll. Kelas VI Ibtidaiyah mempelajari ilmu sharaf, dari 3 aspek, yaitu: 1) Alqawa’idus Sharfiyyah 2) Al-Amtsilatut Tashrifiyyah 3) Al-I’lal. Di kelas VI seperti ilmu nahwu, fiqih, dsb. juga diajarkan. Kelas I dan II Tsanawiyah untuk memperdalam ilmu nahwu juga dari tiga aspek, yaitu : 1) Qawaidun Nahwi 2) I’rab 3) Ilmu nahwu ditambah ilmu arudl, ushul fiqh, tashawwuf, dsb. Kelas III Tsanawiyah diajarkan ilmu balaghah, mantiq, fiqh, tashawwuf, tauhid, tafsir, dan hadits. Kelas I, II, dan III Aliyah spesialis fiqih. Ada 9 (sembilan) disiplin ilmu fiqih yang diajarkan di tingkat aliyah, yaitu:
- Tafsir Ayatil Ahkam
- Ahaditsul Ahkam
- Ilmu fiqh
- Qaidah fiqh
- Ushul fiqh
- Sejarah fiqh
- Hikmah fiqh
- Fiqh mawarits
- Ilmu falak
dan 3 (tiga) materi pelajaran; 1) Alquran, 2) Tashawuf, 3) Bahasa Arab.
Di itmamiyah ada 4 materi yang diajarkan, yaitu:
- lmu hikmah
- Memperdalam tashawuf
- Dakwah
- Metodologi aplikasi hukum fiqih.
Pengasuh : KH. Ahmad Yasin Asymuni