9 Filosofi Jawa ini Membuatmu Lebih Tenang dan Bahagia

9 Filosofi Jawa ini Membuatmu Lebih Tenang dan Bahagia

9 Filosofi Jawa ini Membuatmu Lebih Tenang dan Bahagia


1. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman

 
Maknanya adalah kita jangan mudah heran atau kaget, gampang menyesal dan jangan manja. Filosofi ini mengajar bahwa setiap kejadian bisa saja terjadi. Kadang kejadian diluar nalar namun itulah terjadi. Apabila telah terjadi sesuatu ya tak perlu disesali berlebihan.  Biasa saja. Dan dalam hal apapun jangan manja, kalau bisa dikerjakan sendiri mengapa harus orang lain. Jangan sampai memberatkan orang lain. 
 
9 Filosofi Jawa ini Membuatmu Lebih Tenang dan Bahagia


2. Sapa nandur, bakalan ngunduh


Siapa Yang Menanam Bakal Panen. Siapa yang berusaha tentu akan mendapatkan hasil. Ketika kita berbuat baik maka kebaikan juga akan datang kepada kita. Saat berusaha mendapatkan suatu hal tapi belum berhasil bukan itu gagal tapi belum waktunya. Maka dari itu kita diwajibkan berbuat baik bukan karena orang lain. Karena pada dasarnya kebaikan itu akan kembali kepada kita. 

3. Alon-alon waton kelakon

 
Pelan saja yg penting terlaksana, kurang lebih seperti itu. Atau juga ada yang mengartikan pelan-pelan asal selamat. Makna kita tidak boleh terlalu berlebihan dalam melakukan sesuatu. Hati-hati dalam melakukan sesuatu, ulet dalam hal apapun

4. Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka


Merasa pintar, cerdas adalah sebuah kesombongan. Mungkin kita memiliki pengetahuan, ilmu atau pengalaman lebih daripada orang lain. Namun di satu sisi kita memiliki kekurangan. Manusia memang tidak sempurna, kita manusia biasa punya kelebihan dan juga kekurangan. Maka tidak sepatutnya sombong. 

Dan perlu di ingat jangan sampai cidra atau berbohong. Karena apabila berbohong dapat membuat celaka, maka dari itu harus jujur dan rendah hati agar disukai banyak orang. 


5. Nerima ing pandum


Ikhlas menerima segala apa yang telah ditakdirkan kepada kita merupakan salah satu yang membuat diri kita menjadi tenang. Ikhlas menjalani kehidupan akan membuat kita menjadi lebih banyak bersyukur. Dan tentu tidak menjadi manusia yang serakah untuk memiliki suatu hal. 


6. Urip iku urup


Hidup itu Menyala. Artinya harus bermanfaat. Ibarat suatu lampu, dia menyala, tidak hanya menerangi diri sendiri tapi juga orang lain dan orang disekitarnya. 
Tidak perlu jauh-jauh, mungkin keluarga kita, sanak family kita butuh bantuan maka bantulah apabila mampu. Walau kecil bantuannya mungkin bagi orang lain itu sangat besar sekali. 

7. Sak bejo-bejone wong kang lali isih bejo wong kang eling lan waspodo

 
Sebuah filosofi kuno dari Pujangga Jawa Ronggo Warsito yakni Sak bejo-bejone wong kang lali isih bejo wong kang eling lan waspodo. Maknanya cukup yaitu itu Orang yang paling beruntung adalah orang yang selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan selalu berhati-hati dalam menjalani hidup. Cukup jelas bukan? Jadi tidak perlu dijelaskan lagi. 

8. Becik kethitik ala ketara

 
Kebaikan akan terlihat, begitu juga kejahatan juga akan nampak. Semua akan terlihat pada waktunya. Jika kamu saat ini berbuat baik namun orang lain tidak melihat nya mungkin suatu saat ada orang bercerita tentang kebaikan mu karena tanpa sengaja melihat mu berbuat baik. Jangan lelah berbuat baik.

9. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha

 
Maknanya : Menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan, kesaktian tanpa ajian, kekayaan tanpa kemewahan. 

Sebuah filosofi yang mengajarkan kadang kita bisa menang tanpa harus menggunakan senjata, tanpa harus merendahkan orang lain. Sakti tanpa ajian maksutnya adalah dengan akhlak baik kita. Kekayaan tanpa kemewahan adalah rasa syukur dalam hati atas pemberian Allah SWT.