DOSA KOK MALAH BANGGA DAN PAMER ?!?

DOSA KOK MALAH BANGGA DAN PAMER - Alasan mengapa harus menyembunyikan aib dan dosa. Tujuan tidak menceritakan dosa dan aib kepada orang lain

DOSA KOK MALAH BANGGA DAN PAMER ?!? - Dalam agama Islam ketika seseorang melakukan dosa hendaknya untuk memohon ampun, istighfar karena telah melakukan kesalahan. Dan berusaha untuk tidak mengulangi lagi.

Memang hidup di dunia ini tidak ada yang sempurna. Namun hendaknya berusaha untuk menjadi manusia yang baik, berusaha baik sesuai ajaran agama.

Namun ada hal yang menarik di zaman seperti ini. Sebuah trend pamer dosa, aib dan maksiat. Sesuatu yang harusnya tidak dikatakan kepada orang lain, siapapun itu. Cukup pelaku dosa tersebut dan Allah saja yang tahu. Dan hendaknya dia beristighfar karena sudah berbuat salah. Bukan malah bangga. 

DOSA KOK MALAH BANGGA DAN PAMER


Dan anehnya lagi orang bangga dengan dosanya ini bercerita kepada orang disekitarnya, teman, atau sahabat dekatnya.

Ada sebuah hadist

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنَ الْمَجَانَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

Setiap umatku akan mendapatkan ampunan dari Allah kecuali Al-Mujahir, yaitu semisal ada seorang laki-laki yang mengerjakan perbuatan buruk pada malam hari, kemudian ia menjumpai waktu subuh dan Allah telah menutupi aibnya, lalu laki-laki tersebut mengatakan, “Wahai Fulan, aku telah mengerjakan sebuah perbuatan buruk ini dan itu!” Maka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya, lalu ia membuka aibnya sendiri (HR. Bukhari no. 6069).

Maka dari itu jika memang pernah melakukan dosa hendaknya menyimpan rapat-rapat hal tersebut. Dan tentunya memohon ampun kepada-Nya. Jika ingin diampuni dosanya ya tentu hendaknya merahasiakan dosanya tersebut kan ? Bukan malah pamer dan bangga.

Apabila ada orang lain sampai melakukan hal yang sama karena mengetahui perbuatannya, maka ia telah membuat rantai dosa untuk dirinya sendiri yang akan memberatkannya di akhirat kelak.

Mengenai hal ini, Allah berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS. An-Nur [24]: 19).

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

مَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

Siapa yang mempelopori satu kebiasaan buruk dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikit pun dosa mereka (HR. Muslim no. 1017).

Dan selain hal di atas adalah terkait membiasakan hal dosa. Seakan dosa tersebut hal lazim dan biasa. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Karena hal ini dapat merusak aturan agama.

Tujuan dari merahasiakan dosa selain larangan agama juga agar tidak dijadikan hal biasa atau lumrah. Karena ini dapat merusak aturan beragama.

Jika diajak orang lain untuk membicarakan hal dosa yang telah dilakukan maka hendaknya menghindar atau mengalihkan pembicaraan. Bukan malah digali lebih dalam. Mengapa ? Apabila kamu mengetahui cerita tersebut maka di akhirat harus bertanggung jawab. Karena dianggap sebagai saksi melakukan dosa tersebut. Apakah Anda siap akan hal ini ? Menjadi saksi atas dosa teman anda di akhirat ?

Jika takut menyinggung teman ngobrolnya, maka ajak pembicaraan lain secara pelan agar tidak tersinggung.