Prabowo Menang & Catur Politik ala Jokowi

Politik Jokowi untuk memenangkan Prabowo - Gibran di pilpres 2024. Apakah ada kecurangan dalam pilpres 2024 ?
Prabowo Menang & Catur Politik ala Jokowi - Tanggal 14 Februari kemarin kita telah melaksanakan pemilu. Mulai dari pemilu DPRD hingga Presiden RI. Tapi yang menarik adalah pemilihan presiden. 

Pertarungan Calon Presiden antara pasangan Anis-Muhaimin, Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud. Pertarungan yang menarik, mengingat Gibran merupakan anak presiden saat ini, presiden Jokowi. Sedangkan Jokowi sendiri dibesarkan oleh partai PDI-P yang mana mencalonkan Ganjar-Mahfud sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden, kira-kira Jokowi mendukung siapa, anaknya apa partai yang membesarkannnya ? 
 
Prabowo Menang & Catur Politik ala Jokowi

 

MENCOBA MENYATUKAN TAPI PERCUMA

 
Ada baiknya kita melihat ke beberapa waktu lalu. Jauh-jauh hari sebenarnya Jokowi mencoba menyatukan antara Ganjar dan Prabowo. Di acara-acara tertentu Jokowi mencoba menyatukan kedua, mungkin tujuannya agar muncul cemistry. Namun hal itu sia-sia. 

Hal ini karena Ganjar ada dipihak PDI-P yang tak ingin partainya menjadi orang nomor 2. Sedangkan Prabowo pun sama. Dia ingin tetap menjadi Presiden dengan Partai Gerindra yang ia dirikan. 

MERUBAH ATURAN

 
Salah satu syarat menjadi presiden dan wakil presiden ada berusia minimal 40 tahun. Tapi kemudian, terjadi REVISI di Mahkamah Konstitusi bahwa : Syarat menjadi presiden minimal 35 tahun tetapi harus pernah menjadi pemimpin daerah. 

Dan perubahan syarat inilah yang membuka pintu untuk Gibran, putra Jokowi untuk menjadi wakil presiden. Mungkin kita mengira bahwa Gibran akan menjadi pendamping Ganjar. Berbalik 90 derajat. Ternyata Gibran bergandengan dengan Prabowo. 

Publik pun kaget dengan ini. Sebuah manuver dari keluarga Jokowi. Karena seperti yang kita ketahui bahwa Jokowi saat ini tidak memiliki partai namun dia saat ini dia yang berkuasa. 


FILM DIRTY VOTE


Sudah nonton film ini kan ? Sudah dong tentunya ? Film yang di upload di berbagai chanel ini di Youtube. Film yang mengundang banyak perhatian. Film ini berisi pendapat beberapa orang tentang kecurangan terstruktur dan sistematis. Film ini muncul ketika masa tenang kampanye. Menarik dan membuat penasaran sebenarnya apa tujuan adanya film ini. 

Dugaan kecurangan ini sistematis dan terstruktur ini karena Jokowi menaruh orang-orangnya di berbagai daerah. Tujuannya ya agar mempermudah mencari suara ketika pemilu. Itu menurut film ini. Jika belum menonton film ini ada baiknya menonton agar lebih jelas. 

PRABOWO MENANG ALA POLITIK JOKOWI 

Prabowo Menang & Catur Politik ala Jokowi


 
Jika dugaan dalam film Dirty Vote itu benar adanya maka boleh dikatakan politik top. Mengapa demikian ? Karena yang seperti yang kita ketahui Jokowi bukan pemilik partai apapun. Hanya "Kader Biasa". 

Jokowi sadar hal ini. Tidak memiliki partai. Tapi saat ini dia memiliki kekuasaan tertinggi. Maka dari itu ia menempatkan orang-orangnya yang bisa dipercaya yang nantinya bisa digunakan untuk mengumpulkan suara ketika pemilu. 

Putra Jokowi adalah kunci. Walaupun dia bukan yang bermain langsung tapi lewat anaknya, Gibran Rakabuming Raka. Lewat anaknya inilah dia bermain "catur" di dunia politik. Walau tanpa partai. 

Mengapa Jokowi Tidak menaruh anaknya di partai PDI-P yang membesarkannnya ? Jawabannya simpel. Karena Ganjar Pranowo kurang menjual untuk menjadi presiden. Mungkin sudah menimbang, kalau anaknya gandeng dengan Ganjar bagaimana, kalau dengan Prabowo bagaimana. Koalisi partai juga menentukan ke depanya seperti apa. Tentunya dengan berbagai pertimbangan. 

Dinasti Politik = Politik Keluarga

 
Mengapa Jokowi seakan-akan begitu menggebu-gebu dalam pilpres saat ini? Apakah dia tidak puas dengan hasil menajabat 10 tahun saat ini ?

Kita khusnudzon saja. Mungkin hal ini karena proyek-proyek Jokowi yang belum selesai. Seperti yang kits ketahui bahwa Jokowi selama menjabat membuat banyak proyek-proyek. Ada yang selesai ada juga yang belum. Dan yang masih hangat adalah IKN. 

IKN atau Ibu Kota Nusantara ini meruapakan proyek yang sangat besar. Dia (Jokowi) tidak ingin proyek ini berhenti begitu saja. Karena nilainya begitu fantastis. Dia khawatir jika dipimpin orang salah proyek ini gagal, mubadzir begitu saja. Mungkin kasihan juga dengan para investor jika proyek ini gagal. 

Begitu juga dengan proyek lainnya. Dia tak ingin proyek yang dia kerjakan selama menjabat terhenti begitu saja. Dia ingin proyeknya selesai dengan maksimal. 

Karena itu Jokowi bermain catur politik tanpa partai ini.