Kisah bertemunya 2 ulama yang berhasil berdakwah di wilayah utara pulau jawa ini tergolong unik. Berikut kisahnya.
Pada suatu hari ada seorang yang terkenal sakti pulau di pesisir utara yang terkenal. Sunan Drajat pun penasaran dibuatnya. Seperti apa kesaktiannya hingga ia sampai terkenal seperti itu. Orang sakti tersebut bernama Raden Noer Rahmad. Raden Noer Rahmad sendiri sudah banyak dikenal oleh masyarakat sekitarnya.
Akhirnya Sunan Drajat pergi ke Desa Patunon tempat Raden Noer Rahmad ini berada. Sunan Drajat ingin menguji Raden Rahmad. Ketika sudah bertemu Sunan Drajat memohon izin untuk menikmati air nira dan buah siwalan. Sunan Drajat ingin mengambilsendiri secara langsung. Dengan senang hati Raden Noer Rahmad mengizinkan.
"Pohon Siwalan pun diketuk 3 kali oleh Sunan Drajat, hingga buahnya jatuh sendiri. Seluruh buah di pohon pun berjatuhkan." Hal ini pernah diungkap oleh salah satu Juru Kunci Makan Sunan Drajat Paciran Lamongan.
Walaupun hanya dikeetuk 3 kali dan buah berjatuhan namun hal ini tidak memuah Raden Noer Rahmad kaget atau heran. Tetapi malah membuatnya geram. Hal ini karena jika mengambilkan seperti itu maka anak cucu kita kelak tak bisa menikmati buah siwalan dan air legen. Karena Sunan Drajat menjatuhkan seluruh buah dari pohon Siwalan.
Akhirnya, Raden Noer Rahmad mencotohkan. Beliau menghampiri salah satu pohon siwalan. Dia mengelus pohon itu sebanyak 3 kali. Dan seketika itu pohon siwalan tersebut menunduk di hadapannya. Kemudian Sunan Drajat diminta untuk mengambil air legen dan buah siwalan sebanyak yang dibutuhkan saja. Setelah dipetik pohon itu kembali tegak seperti awal mulanya.
Dengan kejadian seperti itu, Raden Noer Rahmad kemudian menghampiri
salah satu pohon siwalan. Dia mengelus pohon itu sebanyak tiga kali.
Seketika pohon siwalan tersebut merunduk di hadapannya. Lalu Sunan
Drajat diminta untuk mengambil air legen dan buah siwalan sebanyak yang
dibutuhkan saja. Setelah buah dipetik, pohon itu kembali tegak seperti
sediakala.
Hal ini membuat Sunan Drajat mengakui Raden Noer
Rahmad lulus ujian yang telah diberikan. Dan akhirnya Sunan Drajat
memberi gelar kepada Raden Noer Rohmad sebagai Sunan Sendang Duwur.
Keduanya pun begitu kompak dalam dalam berdakawah. Saling membantu
menyebarkan agama Islam di Bumi Nusantara, khususnya pesisir pulau Jawa
bagian utara.
Desan Patunon inilah sekarang lebih dikenal dengan
Sendang Duwur sampai sekarang. Yang mana sekarang menjadi desa yang
padat pemukiman di Kecamatan Paciran Lamongan. Di desa ini juga banyak
berdiri banyak pondok pesantren dan juga madrasah-madrasah sampai
sekarang ini.